Tanah Bumbu, Pelopor News Kalimantan – Desa Manunggal, Kecamatan Karang Bintang, diguncang peristiwa tragis yang melibatkan dugaan kekerasan dalam keluarga. Seorang bocah malang berusia 3 tahun harus meregang nyawa, diduga akibat penganiayaan oleh ayah tirinya, berinisial R (35). Lebih mengejutkan, ibu kandung korban, SM (26), diduga ikut kabur bersama pelaku.
Peristiwa ini terungkap setelah SM melapor ke polisi pada 28 Agustus 2024, dua hari setelah kejadian. Kapolres Tanah Bumbu melalui Kasat Reskrim, AKP Agung Kurnia Putra, menjelaskan bahwa ayah tiri korban telah melarikan diri dan kini menjadi buronan. “Ayah tiri korban sudah melarikan diri selama dua minggu. Pencarian sedang dilakukan,” ungkapnya pada Selasa (8/10/2024)
Namun, kejanggalan dalam kasus ini justru menambah teka-teki. Ibu kandung korban sempat ingin mencabut laporannya, namun polisi menolak permintaan tersebut. Hal yang lebih mengejutkan, SM kemudian menghilang bersama suaminya yang menjadi tersangka.
“Ibu korban datang untuk mencabut laporan, tapi kami menolak dan memintanya pulang. Kini, dia juga melarikan diri bersama suaminya,” tambah AKP Agung.
Berdasarkan hasil penyelidikan, korban mengalami patah tulang di bagian leher, lengan, dan tulang iga. Kejadian bermula ketika SM pulang dari berbelanja dan mendapati anaknya dalam kondisi lemas dengan lebam di dahi, rahang, dan lengan. Pelaku kemudian membawa korban ke puskesmas setempat sebelum dirujuk ke RS Marina Hospital, namun malang korban tidak tertolong, dalam perjalanan menghembuskan napas terakhirnya

Korban dimakamkan pada 28 Agustus 2024 di pemakaman umum Desa Kampung Baru, Kecamatan Simpang Empat.
Kejadian ini menjadi peringatan keras bagi masyarakat untuk tidak menutup mata terhadap kekerasan dalam rumah tangga. Aparat kepolisian mengimbau masyarakat untuk segera melapor jika menemukan adanya kekerasan yang terjadi di sekitar mereka. Jangan biarkan korban-korban kekerasan, terutama anak-anak, terabaikan. Mari bersama kita ciptakan lingkungan yang aman dan penuh kasih sayang bagi generasi penerus.
Segera laporkan setiap tindakan kekerasan kepada pihak berwenang untuk mencegah tragedi serupa terulang kembali.”(Nata/Team)