Banjarmasin -PeloporNews Kalimantan -25 Mai 2025 – Tuan Guru Haji Ahmad Zuhdiannoor, lebih dikenal sebagai Guru Zuhdi atau Abah Haji, adalah sosok ulama kharismatik yang meninggalkan jejak mendalam di Kalimantan Selatan. Lahir di Banjarmasin pada 10 Februari 1972, beliau wafat pada 2 Mei 2020 dalam usia 48 tahun, namun warisan keilmuan dan nilai-nilai dakwahnya terus hidup dalam ingatan banyak orang.
Guru Zuhdi dikenal sebagai ulama dengan kepribadian yang mulia dan keahlian luar biasa dalam ilmu agama, khususnya di bidang tauhid dan tasawuf. Ketulusan dan kerendahan hati menjadi ciri khas yang membuatnya mudah diterima oleh masyarakat. Beliau mengajarkan berbagai kitab penting, seperti “Ihya` ‘Ulum al-Din” karya Imam al-Ghazali dan “Hidayah as-Salikin” oleh Syekh Abd as-Shamad al-Falimbani.
Setelah mengajar di Pondok Pesantren Al-Falah, Guru Zuhdi aktif mengisi majelis taklim di masjid dan tempat pengajian di Banjarmasin. Beliau dimakamkan dengan penuh penghormatan di belakang Masjid Jami Sungai Jingah, di samping rumahnya, meninggalkan warisan ilmu yang menjadi sumber inspirasi bagi banyak orang.
Keturunan Guru Zuhdi pun istimewa; beliau adalah anak dari Tuan Guru Haji Muhammad, ulama terkemuka yang pernah memimpin Pondok Pesantren Al-Falah Banjarbaru. Dalam ajaran tauhid dan tasawuf,Dan Ilmu fikih ,Guru Zuhdi menunjukkan pemahaman yang mendalam, menggabungkan argumen rasional dengan pengalaman spiritual yang kaya. Beliau sering mengingatkan pentingnya nilai-nilai etis seperti syukur, sabar, tawakkal, dan baik sangka—yang sangat relevan di era modern ini.
Di tengah keserakahan dan budaya materialisme yang melanda masyarakat, Guru Zuhdi mengajak kita untuk merenungkan arti sejati dari kesejahteraan. Dalam pengajian-pengajiannya, beliau menggunakan contoh sederhana dari kehidupan sehari-hari untuk menyampaikan pesan moral yang mendalam. Ketika listrik mati, misalnya, beliau mengingatkan kita untuk bersyukur atas nikmat yang sering kali kita anggap remeh.
Guru Zuhdi juga peka terhadap dampak media sosial yang menggeser nilai-nilai kemanusiaan menjadi narsisme. Ia mengingatkan bahwa kesombongan dan keinginan untuk dipuji dapat mengakibatkan penderitaan. Dalam ajarannya, beliau menekankan pentingnya rendah hati dan penerimaan terhadap kenyataan hidup.
Dengan humor yang menyegarkan, Guru Zuhdi membuat pengajiannya lebih hidup dan menarik. Cerita-cerita lucu namun berarti masuk kerelung hati yang disampaikannya menciptakan kedekatan dengan jamaah, menjadikan ilmu agama terasa lebih akrab dan mudah dipahami.
Melalui khazanah ilmu tauhid dan tasawuf yang beliau ajarkan, Guru Zuhdi memberikan resep mujarab untuk menghadapi tantangan zaman modern. Pesan-pesan beliau mengajak kita untuk mengenal diri sebenarnya diri yakni memahami diri, kalau sudah kenal dengan diri sebenarnya diri maka mengenalah ia akan sang pencipta Alam semesta, dunia, dan hubungan antar manusia, sehingga kita dapat menemukan ketenangan dan kebahagiaan dalam hidup.
Saat ini, berkat kemajuan teknologi, kita masih bisa mengakses rekaman pengajian Guru Zuhdi di media sosial. Dengan cara ini, ajaran dan hikmah beliau tetap hidup dan dapat mengobati kerinduan kita akan kebijaksanaan yang telah beliau sampaikan. Warisan spiritual dan intelektualnya akan terus menginspirasi generasi demi generasi, menjadi cahaya bagi perjalanan hidup kita. Zuhdiannoor: Ulama Kharismatik dan Inspirasi Abadi
Tuan Guru Haji Ahmad Zuhdiannoor, lebih dikenal sebagai Guru Zuhdi atau Abah Haji, adalah sosok ulama kharismatik yang meninggalkan jejak mendalam di Kalimantan Selatan. Lahir di Banjarmasin pada 10 Februari 1972, beliau wafat pada 2 Mei 2020 dalam usia 48 tahun, namun warisan keilmuan dan nilai-nilai dakwahnya terus hidup dalam ingatan banyak orang.
Tuan Guru KH .Zuhdi dikenal sebagai ulama dengan kepribadian yang mulia dan keahlian luar biasa dalam ilmu agama, khususnya di bidang tauhid dan tasawuf. Ketulusan dan kerendahan hati menjadi ciri khas yang membuatnya mudah diterima oleh masyarakat. Beliau mengajarkan berbagai kitab penting, seperti “Ihya` ‘Ulum al-Din” karya Imam al-Ghazali dan “Hidayah as-Salikin” oleh Syekh Abd as-Shamad al-Falimbani.Fat-Hul Mu’in Asy- Syekh Zainuddin Bin Abdul Aziz Al-Malibari
Setelah mengajar di Pondok Pesantren Al-Falah, Guru Zuhdi aktif mengisi majelis taklim di masjid dan tempat pengajian di Banjarmasin. Beliau dimakamkan dengan penuh penghormatan di belakang Masjid Jami Sungai Jingah, di samping rumahnya, meninggalkan warisan ilmu yang menjadi sumber inspirasi bagi banyak orang.
Keturunan Guru Zuhdi pun istimewa; beliau adalah anak dari Tuan Guru Haji Muhammad, ulama terkemuka yang pernah memimpin Pondok Pesantren Al-Falah Banjarbaru. Dalam ajaran tauhid dan tasawuf, Guru Zuhdi menunjukkan pemahaman yang mendalam, menggabungkan argumen rasional dengan pengalaman spiritual yang kaya. Beliau sering mengingatkan pentingnya nilai-nilai etis seperti syukur, sabar, tawakkal, dan baik sangka—yang sangat relevan di era modern ini.
Di tengah keserakahan dan budaya materialisme yang melanda masyarakat, Guru Zuhdi mengajak kita untuk merenungkan arti sejati dari kesejahteraan. Dalam pengajian-pengajiannya, beliau menggunakan contoh sederhana dari kehidupan sehari-hari untuk menyampaikan pesan moral yang mendalam. Ketika listrik mati, misalnya, beliau mengingatkan kita untuk bersyukur atas nikmat yang sering kali kita anggap remeh.
Tuan Guru Zuhdi juga peka terhadap dampak media sosial yang menggeser nilai-nilai kemanusiaan menjadi narsisme. Ia mengingatkan bahwa kesombongan dan keinginan untuk dipuji dapat mengakibatkan penderitaan. Dalam ajarannya, beliau menekankan pentingnya rendah hati dan penerimaan terhadap kenyataan hidup.
Dengan humor yang menyegarkan, Tuan Guru KH. Zuhdi membuat pengajiannya lebih hidup dan menarik. Cerita-cerita lucu yang disampaikannya menciptakan kedekatan dengan jamaah, menjadikan ilmu agama terasa lebih akrab dan mudah dipahami.
Melalui khazanah ilmu tauhid dan tasawuf dan Ilmu fikih yang beliau ajarkan, Guru Zuhdi memberikan resep mujarab untuk menghadapi tantangan zaman modern. Pesan-pesan beliau mengajak kita untuk memahami diri, Allah, dunia, dan hubungan antar manusia, sehingga kita dapat menemukan ketenangan dan kebahagiaan dalam hidup.
Saat ini, berkat kemajuan teknologi, kita masih bisa mengakses rekaman pengajian Guru Zuhdi di media sosial. Dengan cara ini, ajaran dan hikmah beliau tetap hidup dan dapat mengobati kerinduan kita akan kebijaksanaan yang telah beliau sampaikan. Warisan spiritual dan intelektualnya akan terus menginspirasi generasi demi generasi, menjadi cahaya bagi perjalanan hidup Kita “Ujar Mahli Saat berziarah Kemakam Guru Zuhdi “(Team Ipji )