PAGATAN –Pelopor News Kalimantan – Menjelang pertengahan April 2025, suasana di sepanjang Jalan A. Yani menuju Pantai Pagatan tampak lengang. Tak ada deretan tenda-tenda UMKM, baliho besar, atau panggung hiburan yang biasanya mulai menghiasi kawasan ini setiap memasuki musim Pesta Laut.(11/4/2025)
Warga setempat pun mulai bertanya-tanya, apakah Pesta Laut atau Mappanretasi yang menjadi ikon budaya masyarakat pesisir Tanah Bumbu akan tetap digelar tahun ini.
“Biasanya tiap malam jalanan ini sudah macet. Banyak pedagang datang dari luar daerah, dan lampu-lampu hias sudah ramai sejak awal April,” ujar Cunding warga sekitar yang merasa heran melihat suasana yang masih sepi.
Pesta Laut Pagatan selama ini bukan hanya sekadar seremoni adat, tetapi juga menjadi ruang ekspresi budaya, ajang silaturahmi warga, serta pendorong geliat ekonomi lokal. Momentum ini juga lekat dengan perayaan Hari Jadi Kabupaten Tanah Bumbu yang jatuh pada April.
Namun kini, jelang separuh bulan berjalan, tanda-tanda itu tak kunjung muncul. Pemerintah daerah belum memberikan pengumuman resmi soal jadwal maupun format pelaksanaannya. Warga pun dilanda kebingungan dan berharap ada kejelasan.
Sebagai tradisi yang telah bertahan puluhan tahun, kehadiran Pesta Laut seolah menjadi bagian dari denyut nadi Pagatan. Tanpa gaung pesta tahunan ini, kota kecil di pesisir Kalimantan Selatan itu terasa seperti kehilangan semangatnya.
“Kami tidak menuntut yang mewah, tapi paling tidak ada pemberitahuan. Ini sudah jadi kebanggaan kami sebagai orang Pagatan,” tambah seorang pedagang lama yang biasa menyewa lapak setiap tahun.
Warga kini hanya bisa menunggu, sembari berharap tradisi budaya ini bisa dilaksanakan tidak hilang begitu saja dalam diam .(Tim)