Banjarmasin -PeloporNews Kalimantan -Dalam lembaran sejarah bangsa Indonesia, khususnya di tanah Banjar, terdapat sosok yang tak bisa dilupakan—Pangeran Wirakusuma Bin Sultan Abdurrahman Bin Sultan Adam Al Wasiqubillah. Lahir pada 19 Agustus 1822 di Martapura, Pangeran Wirakusuma lahir dari pasangan Sultan Muda Abdurrahman dan Ratu Halimah. Sejak dini, ia telah dibesarkan dalam lingkungan istana yang kaya akan nilai-nilai kepemimpinan, keberanian, dan kecintaan yang mendalam terhadap tanah kelahirannya.
Dari Bangsawan Menjadi Pejuang
Darah biru yang mengalir dalam dirinya bukan hanya menandakan status kebangsawanan, tetapi juga menyemai benih-benih keberanian yang kelak menjadikannya pahlawan rakyat. Di tengah gelombang kolonialisme Belanda yang semakin menekan, Pangeran Wirakusuma muncul sebagai sosok pelindung bagi rakyatnya. Pada September 1859, ia diangkat sebagai Mangkubumi Kesultanan Banjar, mendampingi saudaranya, Sultan Hidayatullah. Sejak saat itu, ia menjadi pilar utama dalam perjuangan mempertahankan martabat dan kedaulatan Banjar.
Ikatan Perjuangan yang Kuat
Perjuangan Pangeran Wirakusuma semakin menguat dengan pernikahannya bersama Putri Hasiah, putri dari Pangeran Antasari—seorang panglima yang tak kenal lelah dalam perlawanan melawan Belanda. Ikatan ini bukan hanya memperkuat posisi politiknya, tetapi juga mengukuhkan kedudukannya dalam barisan keluarga besar pejuang Banjar yang siap menghadapi segala tantangan.
Jalan Berliku Penuh Tantangan
Namun, perjalanan perjuangan Pangeran Wirakusuma tidaklah mulus. Ia menghadapi intrik politik, konflik internal istana, dan tekanan dari kekuatan asing yang berusaha merongrong kedaulatan Banjar. Meskipun demikian, semangatnya untuk membela tanah air tidak pernah pudar. Pangeran Wirakusuma berjuang hingga akhir hayat, menunjukkan kepada rakyatnya bahwa pengorbanan dan keberanian adalah harga yang harus dibayar untuk meraih kemerdekaan.
Warisan yang Takkan Pudar
Pangeran Wirakusuma wafat di Cianjur pada 6 Juni 1901, dalam usia 79 tahun, akibat serangan jantung yang diyakini muncul dari beban berat perjuangan dan luka batin akibat konflik bangsanya. Meski raganya telah tiada, semangat dan jasa-jasanya tetap hidup dalam ingatan masyarakat Banjar. Bagi rakyatnya, Pangeran Wirakusuma bukan sekadar seorang bangsawan, melainkan simbol keberanian, pengorbanan, dan kehormatan.
Inspirasi untuk Generasi Mendatang
Nama Pangeran Wirakusuma akan terus dikenang sebagai warisan abadi, menginspirasi generasi demi generasi untuk menjaga martabat Banua dari segala bentuk penindasan. Dalam setiap jiwa yang mencintai tanah air, semangatnya akan selalu membara, mengajak kita untuk tidak hanya mengenang sejarah, tetapi juga meneruskan perjuangan demi masa depan yang lebih baik.
Dengan demikian, kisah Pangeran Wirakusuma adalah pengingat akan pentingnya keberanian dan komitmen terhadap tanah air, yang sepatutnya menjadi teladan bagi kita semua”(Team)