Home / Pendidikan

Jumat, 3 Oktober 2025 - 13:35 WIB

Sejarah Pangeran Wirakusuma: Simbol Perjuangan dan Keberanian Rakyat Banjar

Banjarmasin -PeloporNews Kalimantan -Dalam lembaran sejarah bangsa Indonesia, khususnya di tanah Banjar, terdapat sosok yang tak bisa dilupakan—Pangeran Wirakusuma Bin Sultan Abdurrahman Bin Sultan Adam Al Wasiqubillah. Lahir pada 19 Agustus 1822 di Martapura, Pangeran Wirakusuma lahir dari pasangan Sultan Muda Abdurrahman dan Ratu Halimah. Sejak dini, ia telah dibesarkan dalam lingkungan istana yang kaya akan nilai-nilai kepemimpinan, keberanian, dan kecintaan yang mendalam terhadap tanah kelahirannya.

Dari Bangsawan Menjadi Pejuang

Darah biru yang mengalir dalam dirinya bukan hanya menandakan status kebangsawanan, tetapi juga menyemai benih-benih keberanian yang kelak menjadikannya pahlawan rakyat. Di tengah gelombang kolonialisme Belanda yang semakin menekan, Pangeran Wirakusuma muncul sebagai sosok pelindung bagi rakyatnya. Pada September 1859, ia diangkat sebagai Mangkubumi Kesultanan Banjar, mendampingi saudaranya, Sultan Hidayatullah. Sejak saat itu, ia menjadi pilar utama dalam perjuangan mempertahankan martabat dan kedaulatan Banjar.

Baca Juga :  Gelar Perpisahan dan Pengukuhan Siswa Kelas XII Angkatan ke-17 SMKN 1 Sungai Loban: Ragam Kreasi Memikat Perhatian

Ikatan Perjuangan yang Kuat

Perjuangan Pangeran Wirakusuma semakin menguat dengan pernikahannya bersama Putri Hasiah, putri dari Pangeran Antasari—seorang panglima yang tak kenal lelah dalam perlawanan melawan Belanda. Ikatan ini bukan hanya memperkuat posisi politiknya, tetapi juga mengukuhkan kedudukannya dalam barisan keluarga besar pejuang Banjar yang siap menghadapi segala tantangan.

Jalan Berliku Penuh Tantangan

Namun, perjalanan perjuangan Pangeran Wirakusuma tidaklah mulus. Ia menghadapi intrik politik, konflik internal istana, dan tekanan dari kekuatan asing yang berusaha merongrong kedaulatan Banjar. Meskipun demikian, semangatnya untuk membela tanah air tidak pernah pudar. Pangeran Wirakusuma berjuang hingga akhir hayat, menunjukkan kepada rakyatnya bahwa pengorbanan dan keberanian adalah harga yang harus dibayar untuk meraih kemerdekaan.

Warisan yang Takkan Pudar

Pangeran Wirakusuma wafat di Cianjur pada 6 Juni 1901, dalam usia 79 tahun, akibat serangan jantung yang diyakini muncul dari beban berat perjuangan dan luka batin akibat konflik bangsanya. Meski raganya telah tiada, semangat dan jasa-jasanya tetap hidup dalam ingatan masyarakat Banjar. Bagi rakyatnya, Pangeran Wirakusuma bukan sekadar seorang bangsawan, melainkan simbol keberanian, pengorbanan, dan kehormatan.

Baca Juga :  Bank Syariah Indonesia (BSI) Menjadi Tonggak Utama dalam Pemberdayaan Masyarakat dan Pendidikan di Banjarmasin

Inspirasi untuk Generasi Mendatang

Nama Pangeran Wirakusuma akan terus dikenang sebagai warisan abadi, menginspirasi generasi demi generasi untuk menjaga martabat Banua dari segala bentuk penindasan. Dalam setiap jiwa yang mencintai tanah air, semangatnya akan selalu membara, mengajak kita untuk tidak hanya mengenang sejarah, tetapi juga meneruskan perjuangan demi masa depan yang lebih baik.

Dengan demikian, kisah Pangeran Wirakusuma adalah pengingat akan pentingnya keberanian dan komitmen terhadap tanah air, yang sepatutnya menjadi teladan bagi kita semua”(Team)

Share :

Baca Juga

Pendidikan

Mengungkap dan Mengenang Jejak Sejarah Raja Banjar ke 16: Sultan Hidayatullah Al Watsiq Billah, Ulama Berjubah Kuning

Pendidikan

Aman Bersekolah :Usulan Bus Sekolah Untuk Melindungi Genderasi Masa Depan

Pendidikan

Mencegah Perundungan dan Pergaulan Bebas: Ketua Badan Kehormatan DPRD Tanah Bumbu Tegaskan :Dorong Tindakan Konkret

Pendidikan

KHUTBATUL IFTITAH DAN PEMBUKAAN PROSES BELAJAR MENGAJAR PONDOK PESANTREN AZZIKRA DDI TAHUN AJARAN 2025–2026

Pendidikan

Sorotan Terhadap Sistem Penerimaan Murid Baru di Kalsel: Permasalahan dan Tindakan yang Diperlukan

Pendidikan

Pondok Pesantren Azzikra DDI Kersik Putih Sambut 225 Santri/Wati Baru Tahun Pelajaran 2025/2026

Pendidikan

Kunjungan Wakil Gubernur Kalsel ke UMBJ: Sinergi untuk Pendidikan yang Lebih Baik

Pendidikan

Menggali Sejarah: Datu Bagul, Makam Ulama dan Pahlawan Kalimantan Selatan