Martapura—PeloporNews Kalimantan -21 Juni 2025 – Di tengah pesona alam yang memukau, Kubah Datu Bagul berdiri megah sebagai saksi bisu perjuangan dan pengorbanan seorang ulama besar, Syekh Aminullah Bin Abdurahman Bin Ahmad , atau yang lebih dikenal dengan sebutan Datu Bagul. Makam datu bagul berdekatan dengan syekh Umar Bin syekh Abdullah dengan sebutan Datu berjanggut dan Makam ini bukan hanya tempat peristirahatan, tetapi juga destinasi wisata religi yang menarik ribuan pengunjung setiap tahunnya, terutama saat haul Datu Bagul.
Datu Bagul lahir sekitar tahun 1780 di Desa Keramat Baru. Setelah menimba ilmu di Mekkah dan Madinah selama dua dekade, beliau kembali ke Kalimantan Selatan pada tahun 1820 untuk menyebarkan agama Islam. Dalam perjalanannya, Datu Bagul tidak hanya dikenal sebagai penyebar ajaran agama, tetapi juga sebagai panglima perang yang gagah berani melawan penjajahan Belanda.
Kisah heroik Datu Bagul mencapai puncaknya saat beliau memimpin pertempuran melawan Belanda dari tahun 1859 hingga 1862. Pertempuran Gunung Madang pada 29 Juni 1862 menjadi momen terakhirnya; di tengah serangan pasukan Belanda yang dipimpin Kolonel Andreas Victor Michiels, Datu Bagul terluka dan gugur sebagai syahid. Meskipun pasukannya terpaksa mundur, semangat perjuangannya tetap membara dalam hati rakyat Banjar.
Untuk mencapai Kubah Datu Bagul, pengunjung dapat mengikuti jalan dari Alun-Alun Kota Martapura sejauh ±8 km, lalu belok kiri ke Jalan Tungkaran. Dengan akses yang mudah, tempat ini menjadi magnet bagi para peziarah dan wisatawan yang ingin merasakan atmosfer spiritual dan sejarah yang kental.
Kubah Datu Bagul kini bukan hanya sekadar makam, tetapi juga simbol ketahanan dan keberanian masyarakat Banjar. Setiap tahun, ribuan orang berziarah untuk mendoakan dan mengenang jasa-jasa beliau. Dalam kunjungan ini, pengunjung tidak hanya diajak untuk mengenal lebih dekat sejarah perjuangan Datu Bagul, tetapi juga merasakan kedamaian dan keagungan tempat yang sarat makna ini.
Sebagai bagian dari warisan budaya, Kubah Datu Bagul mengingatkan kita akan pentingnya menghargai sejarah dan nilai-nilai perjuangan yang diwariskan oleh para pendahulu. Mari kunjungi dan resapi setiap detil kisah yang tersimpan di dalamnya—sebuah perjalanan spiritual yang tak terlupakan di Kalimantan Selatan.”(Team)