TANAH BUMBU, Pelopor News Kalimantan –
Suasana ruang rapat Komisi II DPRD Tanah Bumbu pada Rabu (9/4/2025) mendadak penuh semangat dan harapan. Bukan sekadar diskusi biasa, Rapat Dengar Pendapat (RDP) hari itu menjelma menjadi panggung perjuangan puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Ikatan Mahasiswa Tanah Bumbu (IKMA).
Datang bukan sekadar mengeluh, para mahasiswa membawa aspirasi yang menyentuh jantung persoalan pendidikan di daerah. Dua tuntutan utama mereka: pengakuan status permanen bagi lima titik asrama mahasiswa dan peluncuran program beasiswa layaknya program “1.000 Sarjana” yang sukses dijalankan di Kabupaten Balangan.
“Kami datang dengan penuh harapan, bukan hanya suara,” tegas Ketua Umum IKMA Tanah Bumbu, Muhammad Fajriannur.
Ia memaparkan, dari lima asrama mahasiswa asal Tanah Bumbu yang tersebar di Kalimantan Selatan, hanya dua yang sudah berstatus permanen. Sisanya masih menggantung nasibnya. Fasilitas dasar seperti air PDAM , listrik, dan internet pun belum sepenuhnya terpenuhi.
“Jika asrama sudah menjadi aset daerah, maka sudah selayaknya fasilitas penunjangnya juga ditanggung oleh pemerintah,” tambah Fajriannur.
Tak hanya soal tempat tinggal, para mahasiswa juga mendesak agar Tanah Bumbu melirik program beasiswa progresif seperti yang dilakukan Balangan. Di sana, cukup dengan menunjukkan KTP, pemuda setempat bisa mengakses beasiswa kuliah.
“Balangan bisa, kenapa Tanah Bumbu tidak?” ujarnya “penuh semangat.
Menanggapi hal tersebut, Anggota Komisi II DPRD Tanah Bumbu, Andi Rustianto, menyatakan pihaknya siap mendorong pemerintah daerah agar lebih responsif terhadap aspirasi pendidikan.
“Dari lima asrama, hanya dua yang permanen, ini perlu perhatian serius. Selain itu, gagasan program beasiswa seperti Balangan sangat menginspirasi. Harus kita dorong bersama,” ujar Andi Rustianto.
Kepada Media Ia menyebut, sudah saatnya Tanah Bumbu memiliki program unggulan yang memberikan akses pendidikan tinggi bagi generasi mudanya.
“Kita ingin anak-anak daerah punya peluang yang sama untuk maju. Pendidikan adalah jalan perubahan,” ujarnya.
Sementara itu, salah satu mahasiswa menyuarakan pesan menyentuh yang menggambarkan realitas banyak anak muda di Tanah Bumbu.
“Kami ini anak petani. Pendidikan adalah satu-satunya jalan keluar dari keterbatasan. Jangan hanya dicatat, tapi eksekusi nyata yang kami harapkan,” katanya.
Ia juga menegaskan pentingnya forum seperti ini sebagai jembatan antara mahasiswa dan pengambil kebijakan.
“Hari ini kita berdialog. Besok, kita berharap sudah ada langkah konkret. Kami percaya, perubahan itu dimulai dari sini,” tutupnya.
Aspirasi telah disampaikan. Bola kini ada di tangan pemerintah. Apakah mimpi ribuan mahasiswa Tanah Bumbu akan mendapat jawab? Atau justru kembali menguap di meja rapat?
Dalam Rapat dengar pendapat (RDP) yang dipimpin Ketua komisi II DPRD Tanah Bumbu,Andi Erwin Prasetya,suara lantang genderasi muda ini mencuri perhatian,Mereka mengusulkan pembangunan asrama untuk mahasiswa Tanah Bumbu di kota pendidikan ,demi meringankan beban biaya hidup sekaligus menciptakan ruang tinggal yang layak dan Yaman selama menimba ilmu ” semoga harapan ribuan mahasiswa ini membawa harapan nyata dapat di wujudkan untuk masa depan yang gemilang “Ungkap Fajri (Nata/Team)