Home / Tanah Bumbu

Senin, 2 Desember 2024 - 22:41 WIB

Gusti Zaleha: Ratu Tanpa Tahta, Simbol Perlawanan Tanah Borneo” Kepada Penjajah

Oplus_131072

Oplus_131072

TANAH BUMBU -Pelopor News Kalimantan -Gusti Zaleha, sosok perempuan tangguh dari tanah Borneo, dikenal sebagai simbol perlawanan terhadap penjajah Belanda. Lahir pada tahun 1880 di Muara Lawung, wilayah yang kini berada di Kecamatan Laung Tuhup, Kabupaten Murung Raya, Kalimantan Tengah, ia telah merasakan getirnya perjuangan sejak bayi.

Ayahnya, Gusti Muhammad Seman, adalah seorang pejuang yang memimpin pasukan melawan Belanda. Di masa kecil, Zaleha sering dibawa ibunya berpindah-pindah di hutan belantara untuk menghindari serangan musuh. Bayi Zaleha kerap dibuai di kain sarung yang digantung di dahan pohon, siap diselamatkan kapan saja jika ancaman mendekat.

Saat remaja, Zaleha dididik dengan ilmu agama, bela diri, dan kebatinan. Ia juga belajar keterampilan dari berbagai suku Dayak yang dikenal tangguh dalam bertarung. Bekal ini menjadikannya prajurit perempuan yang andal. Bersama suku Dusun, Ngaju, Siang, Kayan, dan Kenyah, Gusti Zaleha membangun benteng pertahanan di tepi Sungai Menawing dan tambang batubara Oranje Nassau.

Baca Juga :  Jumat Bersih di Desa Pelajau Mulia: Warga dan Ketua RT 03 Bergotong Royong Ciptakan Lingkungan Bersih dan Sehat

Zaleha tidak hanya seorang pejuang di medan perang. Bersama sahabatnya, Bulan Jihad, dan para perempuan pemberani lainnya seperti Illen Masidah dan Nyai Cakrawati, ia memimpin prajurit perempuan. Di sela-sela pertempuran, mereka mengajarkan baca tulis, agama, dan pengetahuan kepada anak-anak serta memberikan penyuluhan kepada kaum perempuan tentang pentingnya peran wanita dalam perjuangan.

Perang Amuk Barito dan Kejatuhan Benteng Menawing
Pada tahun 1901, Perang Amuk Barito pecah dengan dahsyat. Pasukan Belanda mengerahkan lebih dari 3.000 tentara Marsose, yang terkenal kejam, untuk menghancurkan perlawanan rakyat. Pada tahun 1904, Gusti Muhammad Seman ditangkap dan diasingkan ke Buitenzorg (Bogor).

Tahun berikutnya, Belanda melancarkan serangan besar-besaran ke Benteng Menawing. Banyak pejuang gugur atau ditangkap. Sebelum wafat, Gusti Muhammad Seman menyerahkan cincin kerajaan kepada Zaleha sebagai simbol penyerahan kekuasaan dan kepemimpinan perang.

Baca Juga :  PLT Camat Kusan Hulu Perkuat Silaturahmi dengan Pemdes dan Kepsek, Ajak Dukung Visi-Misi Bupati

Perjuangan Gerilya dan Penangkapan Gusti Zaleha
Meski terdesak, Gusti Zaleha tidak menyerah. Bersama sisa pasukannya, ia melanjutkan perlawanan gerilya dari hutan ke hutan. Namun, perlawanan itu harus berakhir pada awal 1906 ketika Belanda berhasil menangkap Zaleha di rumah seorang penduduk yang diduga berkhianat.

Zaleha, dalam kondisi terluka parah, akhirnya diasingkan ke Buitenzorg, menyusul suaminya. Dengan penangkapannya, Belanda menyatakan Perang Banjar yang berlangsung sejak 1859 telah berakhir, memberi mereka kendali penuh atas tanah Kalimantan.

Warisan Perjuangan
Meski takhta dan mahkota tak pernah ia kenakan, Gusti Zaleha tetap dikenang sebagai ratu tanpa tahta yang menginspirasi generasi penerus untuk terus berjuang demi keadilan dan kebebasan. Perjuangannya membuktikan bahwa semangat perempuan dalam membela tanah air tak pernah padam.”(Team)

Share :

Baca Juga

Tanah Bumbu

Meriah! Desa Manunggal Rayakan HUT ke-42 Sekaligus Resmikan Gedung Serbaguna “Mandala Bakti”

Tanah Bumbu

Peringatan Hari Kartini: Menghormati Perjuangan Perempuan Indonesia

Tanah Bumbu

Seni Japin Bangkit di Kusan Hulu: LAUNG KUNING BANJAR Gelorakan Budaya Banua, Didukung Tokoh hingga Pejabat Daerah

Tanah Bumbu

Bupati Andi Rudi Latif Kukuhkan Pengurus LPTQ Tanah Bumbu: Langkah Nyata Menuju Generasi Qur’ani Berkualitas

Tanah Bumbu

WTP Karang Bintang Rampung Dibangun, Pasokan Air Bersih untuk Warga Kian Terjamin

Tanah Bumbu

Bupati Kotabaru Lantik Pengurus LPTQ 2025–2029: Siap Cetak Generasi Qur’ani Berdaya dan Religius

Tanah Bumbu

Pemkab Kotabaru Matangkan Rencana Rembuk Stunting 2025, Perkuat Sinergi Lintas Sektor

Tanah Bumbu

Wakil Ketua I DPRD Tanah Bumbu Terpilih Pimpin PERPANI, Siap Angkat Prestasi Panahan di Bumi Bersujud