Pelopor News Kal-Sel
-Dalam dinamika politik yang selalu memancing perdebatan, semangat fair play dan integritas tetap menjadi tolak ukur utama. Politik adalah panggung tempat para pemimpin dan kandidat bersaing, tetapi ketika ada tanda-tanda kecurangan dan taktik curang, itu memicu kekhawatiran dan kehati-hatian.(05/11/2023)
Politik selalu menawarkan berbagai cara untuk mencapai kemenangan, tetapi tidak semua cara itu selalu etis. Terkadang, dalam dunia politik, ada yang memilih jalan curang, bahkan cara licik.
Untuk memahami konsep ini, kita dapat merujuk pada istilah “boyang baciri” yang sering digunakan dalam permainan kartu seperti domino dan remi. Dalam permainan ini, kartu-kartu diberi tanda atau “boyang” agar pemain dapat mengidentifikasinya tanpa harus melihat isi kartunya. Namun, jika pemain lain menyadari bahwa kartu tersebut telah diberi tanda, permainan menjadi tidak fair, kartu tersebut dibuang, dan pemain harus mengganti kartu baru.
Analogi ini dapat diterapkan dalam politik. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menghadapi beragam jenis manusia dengan ciri-ciri dan sifat-sifat mereka sendiri. Ada yang memiliki sifat baik, tetapi juga ada yang memiliki sifat buruk. Beberapa di antara mereka bahkan suka menyulitkan orang lain dan ingin menang sendiri tanpa mempedulikan integritas atau fair play.
Ketika sifat buruk dan rekam jejak yang tidak baik sudah dikenal publik, keraguan pun muncul saat mereka ikut dalam kontestasi politik. Seperti dalam permainan kartu “boyang baciri,” orang-orang akan lebih berhati-hati agar tidak tertipu oleh tindakan curang dan ciri-ciri yang sudah diketahui.
Pesan utama di sini adalah bahwa kita harus berhati-hati dalam menjalani kehidupan dan berpolitik. Tindakan dan sifat kita selalu menjadi sorotan publik, dan kesalahan serta keburukan kita bisa menjadi “boyang baciri” yang sulit dihapus dari rekam jejak kita. Oleh karena itu, integritas dan fair play harus menjadi pedoman utama dalam politik dan kehidupan kita. (Jh/Team )